Bioplastik, Mari Kita Mencoba Membuatnya
Sebelum mengetik lebih jauh, saya ingin memberikan rasa terima kasih pada Brandon Sweeny dan rekan, anak-anak muda dari AS, yang telah membagikan materi berikut ini di internet.
BioPlastik adalah plastik yang diperoleh dari bahan-bahan bio masa yang dapat diperbaharui (renewable). Plastik ini berbeda dari plastik konvensional yang diproduksi dengan bahan dasar petroleum.
Kenapa sih perlu dunia ini membutuhkan bioplastik? Dan bagaimana cara membuat bioplastik secara sederhana?
Plastik dibutuhkan dalam berbagai keperluan sehari-hari dalam kehidupan modern ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, 100 juta ton plastik konvensional berbahan dasar petroleum diproduksi tiap tahun. Dibutuhkan 7 juta barel minyak per hari untuk memperoleh bahan dasar plastik dan untuk memproduksinya.
Bayangkan, berapa banyak polusi dan penggunaan bahan bakar fosil yang bisa ditekan, apabila bio plastik ini digunakan di seluruh dunia. Belum lagi masalah sampah plastik konvensional yang tidak terurai, dan mencemari lingkungan.
Sebelum kita mulai, mari sedikit kita mengulas mengenai kimia dari polimer. Polimer adalah bahan utama dari semua plastik. Plastik yang ideal memiliki rantai polimer yang sangat panjang dan lurus yang membuatnya kuat dan lentur. Sedangkan tajin tepung jagung (salah satu bahan organik yang akan kita coba untuk membuat bioplastik) terdiri dari 2 komponen dasar: amilose dan amilopektin.
Amilosa adalah polimer yang lurus dan panjang, persis seperti yang kita butuhkan.
Amilopektin, di sisi lain, adalah polimer yang pendek dan bercabang, yang artinya: ini akan menghasilkan plastik yang kaku dan rapuh.
Ada 2 hal yang kita akan lakukan untuk meningkatkan sifat dari plastik kita ini.
Pertama, teknik ini sangat sederhana yang dinamakan hidrolisis asam (acid hyrolysis) dengan menambahkan cuka ke dalam plastik, kita bisa mematahkan cabang amilopektin yang membuat plastik menjadi kaku dan rapuh.
Kedua, kita akan menambahkan plasticizer, bahan ini bisa didapatkan dari toko kimia atau toko grosir dengan sebutan gliserin. Gliserin berperan sebagai pelumas pada tingkat molekul. Untuk memmahaminya, bayangkan saja semangkok mi lengket dan kempal, lalu kita menuangkan minyak sayur ke atas mi agar tidak begitu lengket lagi.
Jika Anda membutuhkan plastik yang lentur, terutama untuk tas, tambahkan lebih banyak gliserrin, tapi jika ingin plastik yang kaku, maka gunakan lebih sedikit gliserin.
Pengen mencoba membuat bioplastik secara sederhana dengan tepung jagung?
Ini dia caranya kalau pengen nyoba bikin bioplastik sendiri.... Setelah selingan iklan di bawah ini...
Bahan:
1. Satu sendok makan tepung jagung atau tepung maizena
2. Empat sendok makan air
3. Satu sendok teh gliserin
4. Satu sendok teh cuka dapur
Cara Membuat:
* Masukkan semua bahan ke dalam panci kecil dan panaskan dengan api kecil
* Aduk-aduk bahan tadi sambil dipanaskan hingga adonan berbentuk seperti jel, pecahkan gelembung udara yang biasa agar hasilnya bagus
* Matikan api kompor, dan tuangkan adonan ke atas alas, atau cetakan. Jika ingin membuat plastik dalam bentuk lembaran, tuang dan ratakan adonan di atas alas dengan luas yang cukup, diamkan selama sekitar satu hari.
Jadilah percobaan kita membuat plastik dari bahan organik.
Kiprah Indonesia Dalam Bidang Plastik Ramah Lingkungan
Di Indonesia, penelitian tentang plastik ramah lingkungan telah dilakukan. Adalah Prof. Dr. Wiwik Sringatin Subowo, seorang peneliti polimer dari LIPI, yang menemukan plastik ramah lingkungan dengan bahan campuran pati jagung terlapisi dan polietilen, yaitu polimer sintetis berbasis petroleum. Berikut adalah kutipan dari TokohIndonesia.com:
Temuan plastik baru ini dapat terurai hingga 25 persen dalam waktu setahun karena menggunakan bahan organik dan memiliki pori lebih lebar. Wiwik juga menemukan bahan pengganti serat kaca (glass wool) dan sterofoam, berupa material teknis densitas rendah berbahan baku serat kapok. Ini adalah peredam suara dan lapisan peredam benturan pada helm.
Wiwik mendapat paten formula plastik ramah lingkungan Poliblen Pesicorn (Poly Ethyl Silicon Oil Corn) itu tahun 2003. Sejak bekerja di LIPI (1972) Wiwik terlibat dalam kerja sama penelitian ASEAN-Jepang sebagai koordinator proyek.
Ia bekerja sama dengan National Institute of Materials and Chemical Research Tsukuba Jepang.
Wow! Keren!
Bahan tulisan:
Prof. Dr. Wiwik Sringatin Subowo
Brandon Sweeny dan rekan (green-plastic.net)
Bahan foto:
Foto Produk Biodegradable Plastics (EverCorn TM)
sumber:http://anunyaanu.blogspot.com
Read More …
Sebelum mengetik lebih jauh, saya ingin memberikan rasa terima kasih pada Brandon Sweeny dan rekan, anak-anak muda dari AS, yang telah membagikan materi berikut ini di internet.
BioPlastik adalah plastik yang diperoleh dari bahan-bahan bio masa yang dapat diperbaharui (renewable). Plastik ini berbeda dari plastik konvensional yang diproduksi dengan bahan dasar petroleum.
Kenapa sih perlu dunia ini membutuhkan bioplastik? Dan bagaimana cara membuat bioplastik secara sederhana?
Plastik dibutuhkan dalam berbagai keperluan sehari-hari dalam kehidupan modern ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, 100 juta ton plastik konvensional berbahan dasar petroleum diproduksi tiap tahun. Dibutuhkan 7 juta barel minyak per hari untuk memperoleh bahan dasar plastik dan untuk memproduksinya.
Bayangkan, berapa banyak polusi dan penggunaan bahan bakar fosil yang bisa ditekan, apabila bio plastik ini digunakan di seluruh dunia. Belum lagi masalah sampah plastik konvensional yang tidak terurai, dan mencemari lingkungan.
Sebelum kita mulai, mari sedikit kita mengulas mengenai kimia dari polimer. Polimer adalah bahan utama dari semua plastik. Plastik yang ideal memiliki rantai polimer yang sangat panjang dan lurus yang membuatnya kuat dan lentur. Sedangkan tajin tepung jagung (salah satu bahan organik yang akan kita coba untuk membuat bioplastik) terdiri dari 2 komponen dasar: amilose dan amilopektin.
Amilosa adalah polimer yang lurus dan panjang, persis seperti yang kita butuhkan.
Amilopektin, di sisi lain, adalah polimer yang pendek dan bercabang, yang artinya: ini akan menghasilkan plastik yang kaku dan rapuh.
Ada 2 hal yang kita akan lakukan untuk meningkatkan sifat dari plastik kita ini.
Pertama, teknik ini sangat sederhana yang dinamakan hidrolisis asam (acid hyrolysis) dengan menambahkan cuka ke dalam plastik, kita bisa mematahkan cabang amilopektin yang membuat plastik menjadi kaku dan rapuh.
Kedua, kita akan menambahkan plasticizer, bahan ini bisa didapatkan dari toko kimia atau toko grosir dengan sebutan gliserin. Gliserin berperan sebagai pelumas pada tingkat molekul. Untuk memmahaminya, bayangkan saja semangkok mi lengket dan kempal, lalu kita menuangkan minyak sayur ke atas mi agar tidak begitu lengket lagi.
Jika Anda membutuhkan plastik yang lentur, terutama untuk tas, tambahkan lebih banyak gliserrin, tapi jika ingin plastik yang kaku, maka gunakan lebih sedikit gliserin.
Pengen mencoba membuat bioplastik secara sederhana dengan tepung jagung?
Ini dia caranya kalau pengen nyoba bikin bioplastik sendiri.... Setelah selingan iklan di bawah ini...
Bahan:
1. Satu sendok makan tepung jagung atau tepung maizena
2. Empat sendok makan air
3. Satu sendok teh gliserin
4. Satu sendok teh cuka dapur
Cara Membuat:
* Masukkan semua bahan ke dalam panci kecil dan panaskan dengan api kecil
* Aduk-aduk bahan tadi sambil dipanaskan hingga adonan berbentuk seperti jel, pecahkan gelembung udara yang biasa agar hasilnya bagus
* Matikan api kompor, dan tuangkan adonan ke atas alas, atau cetakan. Jika ingin membuat plastik dalam bentuk lembaran, tuang dan ratakan adonan di atas alas dengan luas yang cukup, diamkan selama sekitar satu hari.
Jadilah percobaan kita membuat plastik dari bahan organik.
Kiprah Indonesia Dalam Bidang Plastik Ramah Lingkungan
Di Indonesia, penelitian tentang plastik ramah lingkungan telah dilakukan. Adalah Prof. Dr. Wiwik Sringatin Subowo, seorang peneliti polimer dari LIPI, yang menemukan plastik ramah lingkungan dengan bahan campuran pati jagung terlapisi dan polietilen, yaitu polimer sintetis berbasis petroleum. Berikut adalah kutipan dari TokohIndonesia.com:
Temuan plastik baru ini dapat terurai hingga 25 persen dalam waktu setahun karena menggunakan bahan organik dan memiliki pori lebih lebar. Wiwik juga menemukan bahan pengganti serat kaca (glass wool) dan sterofoam, berupa material teknis densitas rendah berbahan baku serat kapok. Ini adalah peredam suara dan lapisan peredam benturan pada helm.
Wiwik mendapat paten formula plastik ramah lingkungan Poliblen Pesicorn (Poly Ethyl Silicon Oil Corn) itu tahun 2003. Sejak bekerja di LIPI (1972) Wiwik terlibat dalam kerja sama penelitian ASEAN-Jepang sebagai koordinator proyek.
Ia bekerja sama dengan National Institute of Materials and Chemical Research Tsukuba Jepang.
Wow! Keren!
Bahan tulisan:
Prof. Dr. Wiwik Sringatin Subowo
Brandon Sweeny dan rekan (green-plastic.net)
Bahan foto:
Foto Produk Biodegradable Plastics (EverCorn TM)
sumber:http://anunyaanu.blogspot.com